Mencari apartemen di Jepang: Tips dan biaya yang diperlukan

 

Halo, kali ini saya ingin sharing pengetahuan tentang bagaimana cara mencari apartemen di Jepang. 

Postingan kali ini akan membahas tentang tips-tips untuk memilih apartemen, real estate company, dan perkiraan biaya (initial cost) yang diperlukan ketika akan mengontrak apartemen. Langsung saja ya simak di bawah.


1. Mencari apartemen di Jepang dengan bantuan real estate agent


Mencari apartemen sebenarnya bisa dilakukan dengan cara mengecek apartemen di website real estate company sesuai dengan kriteria yang kita inginkan atau datang langsung ke agen perumahannya. Ada banyak agen real estate di Jepang, dan bisa dikategorikan menjadi perusahaan besar/Big Corporation (大手不動産会社) dan perusahaan lokal/ Local Firm (地元密着型不動産会社).  

Yang termasuk perusahaan besar real estate antara lain: SUUMO, HOMES, Able, dan Apamanshop. Perusahaan ini memiliki cabang di seluruh daerah di Jepang. Berbeda dengan perusahaan real estate lokal yang biasanya tidak memiliki cabang di daerah lain. Menurut informasi dari senior saya, untuk mengetahui real estate lokal yang bisa dipercaya, bisa dicek apakah perusahaan tersebut memiliki lambang burung dara atau tidak (bisa dicek disini: hatomark 鳩マーク). Perusahaan yang nakal biasanya tidak diizinkan untuk bergabung di network tersebut.

Beberapa keuntungan menggunakan service dari perusahaan besar antara lain penawaran properti  yang cukup banyak dan bisa melakukan reservasi melalu internet. Pelayanan dari perusahaan besar sendiri, menurut saya tidak berbeda jauh antar satu dan yang lainnya. Hanya saja, saat akan melakukan kontrak dengan mereka, akan dikenakan brokerage fee 仲介手数料 yang mungkin berbeda tiap perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan HOMES meminta brokerage fee sebesar 1 bulan harga rent apartemen yang kita akan kontrak, sedangkan Able hanya meminta sebesar rent setengah bulan.  

Keuntungan menggunakan perusahaan lokal antara lain bisa mendapat banyak informasi banyak tentang daerah yang akan kita tinggali, tidak hanya mengenai properti , tetapi juga tentang keadaan sekitar. Kekurangannya antara lain informasi mengenai apartemen yang mereka sediakan di website biasanya tidak sebanyak perusahaan besar. 

Saya sendiri pernah melakukan kontrak apartemen dengan kedua jenis perusahaan real estate tersebut. Sejauh ini saya merasa lebih senang dengan pelayanan agen dari perusahaan lokal. Saat saya melakukan kontrak dengan perusahaan lokal, mereka juga memberi tahu secara detail tentang kondisi rumah (menyertakan foto tentang kondisi bagian rumah yang rusak/hilang), memberi informasi tentang risiko bencana alam disekitar rumah, serta evacuation shelter terdekat in case disaster happened. Oleh karena itu, saya merasa sangat puas dengan pelayanan perusahaan lokal. 


2. Mencari properti  di website real estate, apa saja yang harus diperhatikan?


Untuk mencari apartemen, saya lebih prefer untuk mengecek apartemen di website real estate terlebih dahulu sebelum datang ke agen real estatenyanya. Tetapi, terkadang informasi yang tersedia di website belum tentu sudah diupdate. Pernah saya ingin menanyakan tentang suatu apartemen yang saya ingin tempati dan membuat reservasi ke agen rumahnya. Namun ternyata saat saya datang, mereka bilang bahwa apartemen yang saya inginkan sudah direserved oleh orang lain. Akan tetapi jangan khawatir karena biasanya mereka akan menawarkan apartemen lain yang sejenis, yang sesuai dengan kriteria kita.

Untuk mencari apartemen yang available dan sesuai dengan kriteria, saya merekomendasikan untuk menggunakan situs dari perusahaan besar. Saat mencari properti, saya selalu menggunakan website dari SUUMO. Di situs ini kita bisa setting kriteria yang kita inginkan dalam mencari apartemen, misalnya terkait dengan: 

  • Biaya rent perbulan 
  • Jarak dari stasiun / halte bus terdekat atau jarak dari kampus/perusahaan
  • Tipe dan umur bangunan
  • Biaya deposit (礼金)dan key money (敷金) 
  • Disaster risks di sekitar rumah
  • Luas dan layout kamar
  • Arah mata angin
  • Fasilitas: AC, kompor, internet, dll.

Biaya rent perbulan

Tidak perlu dijelaskan lagi bahwa kriteria ini mungkin yang paling penting disaat akan memilih apartemen. Semua orang mungkin setuju bahwa semakin murah tentu semakin baik bukan? Tetapi, selain harga rent, beberapa kriteria di bawah juga mungkin tidak kalah pentingnya. Biaya rent ini biasa mencangkup biaya bangunan dan biaya maintenance. Besarnya biaya rent tentu berbeda dari tiap daerah, biaya sewa di daerah Kanto cenderung lebih mahal di banding daerah lain di Jepang. Untuk daerah Kansai, biaya sewa di Osaka cenderung lebih mahal daripada daerah lain.  Saat saya tinggal di apartemen sendiri di daerah Kyoto saat masih S1, biaya apartemen saya perbulan adalah 30,000 yen. Dan saat saya menikah dan tinggal bersama suami di Osaka, biaya sewa apartemen kami adalah sebesar 90,000 yen. Saat ini kami masih tinggal di Osaka, namun sudah pindah ke apartemen lain yang lebih murah. Perlu diperhatikan biaya sewa ini juga dipengaruhi beberapa faktor yang akan saya bahas di bawah. 

Key words: find the rent according to your budget

Jarak dari stasiun / halte bus terdekat atau jarak dari kampus/perusahaan

Semakin dekat dari stasiun, harga sewa cenderung lebih mahal. Biasanya banyak orang yang mencari apartemen yang berjarak kurang dari 15 menit dengan berjalan kaki untuk pergi ke stasiun terdekat. Apartemen yang terletak lebih dari itu harga sewanya pun cenderung lebih murah. Apabila memiliki kendaraan, mungkin kriteria jarak ini tidak perlu menjadi pertimbangan. 
Tempat tinggal saya pun yang dulu dan yang sekarang hanya berjarak sekitar 2 menit dari stasiun, sangat dekat bukan?.

Key words: apartment within 15 minutes walking from station is popular

Tipe dan umur bangunan

Selain harga sewa dan jarak, tipe dan umur bangunan merupakan faktor yang sangat aku perhatikan saat memilih rumah. Tipe bangunan yang common antara lain wood 木材, steel 鉄骨, reinforced concrete 鉄筋. 
  • Bangunan kayu atau wood cenderung memiliki harga sewa yang lebih murah, namun memiliki durability  yang lebih lemah dari pada tipe bangunan lain. 
  • Bangunan yang terbuat dari steel  memiliki durability yang cukup tinggi dan cenderung tahan terhadap gempa, namun memiliki resiko tinggi saat terjadi kebakaran.
  • Bangunan yang terbuat dari reinforced concrete: strong durability, earthquake resistance, fire resistance, tetapi memiliki cost yang lebih mahal dibanding material lain.
Diantara ketiga material tersebut, saya selalu memilih bangunan dengan tipe reinforced concrete 鉄筋 dengan alasan keamanan, terutama karena di Jepang sangat sering terjadi gempa. Selama saya tinggal di sini, sudah beberapa kali saya mengalaminya. Gempa terbesar yang saya pernah rasakan adalah pada tahun 2018, dengan magnitude sebesar 5.6 dengan pusat di utara Osaka.

Selain itu, umur bangunan juga sebaiknya menjadi pertimbangan disaat memilih apartemen. Semakin baru tentu semakin baik, namun bangunan yang baru biasanya cenderung lebih mahal. Saya sendiri selalu mencari bangunan yang dibangun setelah tahun 1981. Di tahun ini terdapat perubahan besar pada earthquake building codes, peraturan yang dibuat tentang desain bangunan untuk tahan terhadap gempa. Pada peraturan ini, saat medium scale gempa (lebih dari shindo 5) terjadibangunan tidak boleh mengalami kerusakan besar dan harus tetap berfungsi normal. Sedangkan, saat untuk gempa dengan skala  shindo 7, bangunan tidak boleh runtuh (collapse).

Pada saat terjadi gempa besar di daerah Kobe dan sekitar pulau Awaji pada 17 Januari 1995 dengan magnitude  6.9 (bencana ini dikenal dengan Great Hanshin Earthquake 阪神淡路大震災), banyak bangunan yang dibangun sebelum 1981 yang runtuh dan menyebabkan banyak kematian, sedangkan bangunan yang dibangun setelah 1981 masih bertahan (referensi: JICA). Oleh karena itu, umur bangunan juga sebaiknya dipertimbangkan saat akan memilih apartemen, mengingat resiko gempa bumi di Jepang bisa terjadi dimana saja dan kapan saja.

Key words:  reinforced concrete 鉄筋 , built after 1981

Biaya deposit (礼金)dan key money (敷金)

Biaya deposit atau disebut reikin dalam bahasa Jepang adalah biaya yang dibayar satu kali saat melakukan kontrak kepada pemilik rumah sebagai ucapan terima kasih. Key money adalah biaya yang dibayar untuk mengcover apabila terjadi kerusakan di dalam properti. Berbeda dengan deposit, key money akan dikembalikan saat kontrak sudah berakhir. Besarnya biaya ini tentu berbeda-beda tiap properti. Banyak properti yang meminta biaya deposit dan  key money seharga dengan uang rent selama satu bulan, atau bahkan dua bulan. Tetapi ada juga pemilik rumah yang tidak meminta uang deposit, atau key money, atau bahkan dua-duanya. Semakin mahal biaya ini akan membuat initial costs yang diperlukan saat membuat kontrak mennjadi semakin tinggi. 
Saat saya membuat kontrak di apartemen yang lama, pemilik rumah meminta uang deposit dan key money sebesar harga rent 1 bulan. Saat itu harga rent perbulan adalah 30,000 yen, sehingga jumlah uang yang saya harus bayar untuk deposit dan key money adalah 60,000 yen. 
Di apartemen yang sebelumnya saat saya pindah ke Osaka, harga rent perbulan adalah 90,000 yen. Pemilik rumah saat itu tidak meminta biaya key money, tetapi mengharuskan saya membayar deposit sebesar 200,000 yen. Sangat mahal, bukan? Apabila dirasa terlalu mahal, kita bisa mencoba bernegosiasi harganya dengan pemilik rumah. Terkadang mereka mau menurunkan harga deposit tersebut. Seperti pada kasus saya, pemilik rumah berbaik hati menurunkan harga dari 200,000 yen ke 150,000 yen.


Disaster risks di sekitar rumah

Hal lain yang perlu dipertimbangkan menurut saya adalah resiko bencana disekitar apartemen. Salah satu pertimbangannya apakah lokasi tersebut dekat dengan sungai atau tidak. Rumah yang dekat dengan sungai tentu akan lebih beresiko terhadap banjir, terutama di saat musim hujan atau badai topan menyerang. Apartemen saya dulu di Kyoto berada tepat di depan sungai Kamogawa. Sungai ini sangat bersih dan cantik, dan banyak orang dewasa atau anak-anak yang sering bermain di pinggir sungai. Akan tetapi suasananya menjadi sangat berbeda ketika hujan deras atau badai topan datang. Bencana banjir terbesar yang pernah saya rasakan adalah di tahun 2018. Kondisi sungai Kamogawa pada saat itu bisa dilihat di bawah. Bencana ini menelan 5 orang korban, 5 rumah rosak total dan sebagian, dan lebih dari 1000 bangunan terendam banjir (sumber: Weathernews). Saya merasa sangat beruntung rumah saya tidak sampai terendam mengingat jarak rumah yang sangat dekat. Saya sendiri juga sudah mempersiapkan diri untuk segera evakuasi apabila seruan evakuasi datang. Untunglah saya baik-baik saja tetapi hal itu menjadi pelajaran saya untuk lebih memperhatikan lokasi rumah.

Selain itu banyak orang yang lebih prefer untuk tinggal di lantai 2 atau lebih untuk alasan keamanan. Biasanya kamar di lantai satu akan memiliki harga yang sedikit lebih murah dibanding kamar di lantar 2 atau lebih.

Sungai Kamogawa di Kyoto. Sumber: Lovepik.

Sungai Kamogawa di Kyoto saat terjadi hujan deras pada 2018. Sumber: Weathernews.

Selain faktor resiko bencana, hal lain yang perlu diperhatikan adalah ada tidaknya insiden/kejadian yang tidak mengenakkan di kamar apartemen tersebut. Kamar/bangunan yang memiliki sejarah yang tidak baik ini biasa disebut dengan 'jiko bukken 事故物件・stigmatized properties'. Contohnya adalah apabila penyewa sebelumnya melakukan bunuh diri di kamar tersebut, atau penyewa yang meninggal dan jasadnya sudah membusuk dan baru ditemukan beberapa bulan setelahnya, atau adanya tindakan pembunuhan di sana. Hal-hal seperti ini membuat harga sewa menjadi sangat murah karena sebagian properti seperti ini cenderung memiliki sepi peminat. Apabila ada apartemen yang harga sewanya terlalu murah/tidak wajar, mungkin bisa dicurigai sebagai jiko bukken Untuk mencari tahu 
jiko bukken, bisa dicek di website ini: Oshimaland.


Luas dan layout kamar

Hal lain yang biasa menjadi pertimbangan adalah luas dan layout kamar. Semakin luas kamar, tentu harga sewa cenderung akan lebih mahal. Beberapa terms yang harus dimengerti dalam mencari apartemen di Jepang adalah sebagai berikut:

R : Room
K : Kitchen
D : Dining
L : Living

Saat mencari apartemen, umumnya kita bisa melihat istilah seperti: 1R, 1K, 1DK, 1LDK, 2LDK, dll. 
1R: 1 room
1K: 1 room dan kitchen
1DK: 1 room, dining, and kitchen 
1LDK: 1 room, living, dining, and kitchen 
2LDK: 2 room, living, dining, and kitchen

Layout tiap kamar pun biasanya tertera di website, seperti di bawah ini.
Perbedaan layout 1K dan 2LDK. Sumber: Able.


3. Initial costs, seberapa besar?

Saat akan melakukan kontrak, kita harus membayar initial costs  初期費用yang biasanya terdiri dari:
  • harga rental sebulan/dua bulan pertama
  • deposit
  • key money
  • fire insurance
  • brokerage fee
  • guarantee fee
  • dll (kalau ada)
Sebagai contoh, di bawah ini adalah biaya awal yang saya harus bayarkan saat menyewa apartemen di Osaka.

  • harga rental sebulan: 90,000 yen
  • deposit : -
  • key money: 150,000 yen
  • fire insurance (2 years): 15,000 yen 
  • non-life insurance: 19,550 yen
  • brokerage fee: 44,000 yen
  • guarantee fee: 45,000 yen
  • cleaning fee: 17,050 yen
  • Total: 380,600 yen

Bisa dilihat bahwa initial costs yang diperlukan biasanya cukup merogeh kocek yang cukup dalam. Sehingga saya sangat merekomendasikan untuk cukup hati-hati dalam memilih apartemen. 

Semoga bermanfaat.


Belajar bahasa Jepang: dari level beginner hingga lulus JLPT N1


Halo, di artikel kali ini saya ingin membahas tentang pengalaman saya belajar Bahasa Jepang.

Menurut saya apabila kita tinggal cukup lama di Jepang, tentu akan lebih baik apabila kita bisa mengerti bahasa Jepang. Keuntungan bisa berhasa Jepang antara lain adalah memiliki peluang lebih untuk bisa mendapatkan beasiswa karena sebagian besar beasiswa di Jepang yang berasal dari yayasan swasta mewajibkan untuk bisa bahasa Jepang. Keuntungan lain adalah memudahkan untuk mengurus semua administrasi sendiri, mudah mencari part time, dan juga tentu lebih memudahkan untuk mencari pekerjaan di Jepang.

Saya sendiri tinggal di Jepang sejak 2013 untuk melanjutkan kuliah S1 di universitas di sini. Karena saya masuk pada program International Course, semua kelas yang diajarkan menggunakan bahasa Inggris. Saya pun tidak perlu mengikuti intensive course bahasa Jepang selama beberapa bulan atau setahun, seperti yang diwajibkan untuk penerima beasiswa MEXT atau MitsuiBussan. Meskipun begitu saya dan teman-teman mahasiswa asing sejurusan diwajibkan untuk mengambil kelas bahasa Jepang selama dua tahun untuk menunjang kehidupan selama di Jepang. Di tahun pertama kami mengambil 3 kelas bahasa Jepang, sedangkan di tahun kedua hanya diwajibkan untuk mengambil 1 kelas. Tentu saja jumlah kelas ini cukup sedikit mengingat kami juga harus mengambil kelas di jurusan yang cukup banyak sebagai syarat untuk kelulusan. 

Sebagian besar mahasiswa asing di prodi kami tidak memiliki kemampuan bahasa Jepang sama sekali atau hanya mengerti basic bahasa Jepang. Beberapa teman saya yang dari China ada juga yang sudah mencapai level advanced karena mereka sudah belajar bahasa Jepang sejak SMP atau SMA. 

Di sini saya ingin sharing beberapa buku yang saya pakai untuk belajar bahasa Jepang. Selain belajar di kelas, saya juga belajar otodidak dengan membeli beberapa buku. Tentu saja untuk membeli banyak buku membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Saya juga merasakan itu tetapi saya pikir membeli buku bahasa Jepang adalah investasi yang cukup baik. Apabila tidak mau membeli buku tentu bisa  meminjam buku yang tersedia di perpustakaan. Atau, bisa juga menghemat dengan cara membeli buku bekas. Dan juga sudah banyak website yang membahas tentang belajar bahasa Jepang. Jadi, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk belajar bahasa Jepang.

Di bawah ini adalah beberapa buku yang saya pakai untuk belajar bahasa Jepang, dan saya kategorikan dalam beberapa level: beginner, intermediate, dan advance. Definisi level advance bagi saya adalah setara dengan level JLPT (Japanese Language Proficiency Test) N2 dan N1. Jadi, di level itu saya merekomendasikan buku yang fokus agar bisa lulus tes JLPT N2/N1.


  • Level pemula / beginner level
 
Minna no Nihongo I dan II. Sumber: Minnanonihongo

    

Terjemahan Minna no Nihongo dalam bahasa Inggris (kiri) dan bahasa Indonesia (kanan). Sumber: Minnanonihongo


Buku Minna no Nihongo ini sudah banyak digunakan untuk para pemula yang ingin belajar bahasa Jepang. Terdapat dua buku yang bisa dipelajari untuk level pemula: 初級(beginner) I dan 初級II. Juga, buku ini sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Korea, dll. Di buku ini kita akan belajar tentang berbagai vocabulary, grammar, conversation dalam bahasa Jepang untuk tingkat dasar. Dua buku ini digunakan untuk belajar bahasa Jepang di kelas selama setahun.


  • Level menengah / intermediate level

Minna no Nihongo Intermediate I dan II. Sumber: Minnanonihongo

Untuk intermediate level, saya menggunakan buku ini di kelas bahasa Jepang saat memasuki tingkat 2. 
Sama dengan level dasar, buku ini juga sudah ditranslate ke berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia. 

  • Level lanjutan / advanced level

 

  

Buku untuk latihan grammar  (kiri) dan reading (kanan) JLPT N1- shinkanzenmasuta series. Sumber: 3anet.




Buku untuk latihan listening  (kiri) dan kanji (kanan) JLPT N1- nihongo so-matome series. Sumber: Amazon.



Buku untuk practice soal-soal ujian JLPT N1. Sumber: Amazon.

Untuk level lanjutan, fokus saya adalah supaya bisa lulus JLPT N2 dan N1. Walaupun saya hanya diwajibkan mengambil kelas bahasa Jepang hingga tingkat 2, namun saya tetap mengambil beberapa kelas lagi hingga tingkat akhir S1. Saya juga banyak belajar sendiri dengan membaca buku untuk mengasah kemampuan bahasa Jepang saya. 

Sebagai persiapan mengikuti ujian JLPT, saya banyak membeli buku JLPT series seperti 新完全マスターshinkanzen masuta yang membahas tentang grammar, listening, reading, kanji. Buku series lain yang saya rekomendasikan adalah 日本語総まとめ Nihongo so-matome. Menurut saya, buku-buku ini sangat baik karena mudah dimengerti, seriesnya lengkap, dan juga terdapat untuk semua level JLPT. Sebagai tambahan, saya juga banyak membeli buku-buku practice seperti yang ditunjukan di gambar di atas.


Pengalaman mengikuti JLPT N2 dan N1 

Saat saya merasa persiapan sudah cukup, saya mencoba untuk mendaftar JLPT N2 pada Juli 2017. Di saat itu saya sedang berada pada tingkat 1 Master Program. Jadi, pertama kali saya ikut JLPT adalah setelah saya tinggal lebih dari 4 tahun di Jepang. Kemudian, tiga tahun selanjutnya saya mengikuti ujian JLPT N1 tepatnya pada Desember 2020. Saat itu saya berada pada tingkat 2 Doctor Program. Sebenarnya saya sudah mendaftar pada tahun 2019, tetapi karena wabah COVID-19, penyelenggaraan JLPT pun ditunda. Menurut saya menempuh pendidikan sambil belajar bahasa Jepang memang tidak mudah, tetapi bukan juga mustahil asal ada kemauan untuk belajar. Berikut ini adalah hasil ujian JLPT N2 dan N1 yang saya peroleh.

Hasil score JLPT N2. Dokumen pribadi.

Hasil score JLPT N1. Dokumen pribadi.

Demikian artikel kali ini. Semoga bermanfaat.


Beasiswa untuk kuliah S1 di Jepang

 

Halo semua. Kali ini saya ingin berbagi informasi tentang beasiswa untuk kuliah S1 di Jepang.

Informasi yang akan saya tulis mencangkup beasiswa yang bisa didaftar sebelum datang di Jepang dan sesudah sampai di Jepang, alias saat sudah diterima di universitas di Jepang. Beasiswa tipe kedua ini biasanya ditawarkan oleh private foundation atau yayasan swasta. Beasiswa ini juga jumlahnya relatif lebih banyak dari beasiswa yang pertama. Namun biasanya beasiswa yang kedua ini banyak yang membutuhkan kemampuan bahasa Jepang yang cukup tinggi. 

Untuk jenis beasiswa, ada beasiswa bisa mencangkup biaya pendidikan dan biaya hidup, serta biaya lainnya seperti tiket pesawat pulang-pergi, biaya settlement, dll. Namun, ada juga beasiswa yang hanya mengcover biaya hidup, atau living cost saja.

Beberapa beasiswa yang bisa didaftar saat sudah tiba di Jepang terkadang memiliki syarat nasionality, seperti hanya bisa didaftar oleh orang Asia, atau terkadang lebih spesifik, seperti hanya untuk kewarganegaraan dari East Asia, Southeast Asia, South Asia, dll. Di artikel ini, saya hanya akan menjelaskan tentang beasiswa yang bisa didaftar oleh orang Indonesia atau termasuk Southeast Asia. Beberapa beasiswa juga ditawarkan hanya untuk jurusan tertentu seperti kedokteran atau teknik, tetapi di sini saya hanya akan membahas beasiswa yang bisa di apply oleh semua jurusan.

Perlu diketahui bahwa beasiswa yang kedua ini biasanya harus didaftar melalui universitas. Namun, ada juga yang bisa didaftar sendiri ke yayasan beasiswa yang bersangkutan. Hal penting yang harus diingat adalah untuk mendaftar beasiswa, biasanya harus memiliki status 'visa pelajar'. Jadi, status visa lain seperti dependent (spouse) visa biasanya tidak bisa mendaftar untuk beasiswa. 

Berikut informasinya mengenai beasiswa yang bisa didaftar untuk kuliah S1 di Jepang bagi orang Indonesia.

1. Beasiswa yang bisa didaftar sebelum tiba di Jepang

Beasiswa yang terkenal dengan kompetisinya yang tinggi ini mungkin sudah  tidak asing lagi bagi kita. Beasiswa ini akan diberikan selama 5 tahun yang mencangkup 1 tahun belajar bahasa Jepang dan 4 tahun untuk menempuh pendidikan S1. Tunjangan yang akan diberikan antara lain:

  • Monthly living cost 117,000 yen 
  • Tiket pesawat pulang pergi
  • Biaya kuliah ditanggung sepenuhnya
  • Biaya pengurusan visa


Beasiswa akan diberikan selama 5,5 tahun yang mencangkup 1,5 tahun untuk belajar bahasa Jepang dan 4 tahun untu pendidikan S1 di universitas di Jepang. Tunjangan dari beasiswa ini antara lain:
  • Monthly living cost 145,000 yen 
  • Tiket pesawat pulang pergi Jakarta-Haneda
  • Tunjangan kedatangan 50,000 yen (hanya diberikan sekali)
  • Examination fee and tuition fee  untuk belajar bahasa Jepang dan biaya pendidikan di universitas
  • Tunjangan akomodasi sebesar 5,000 yen saat belajar bahasa Jepang (1,5 tahun) dan 25,000 yen saat S1 (4 tahun).
  • Biaya lain-lain yang termasuk biaya buku dan asuransi 


2. Beasiswa yang bisa didaftar setelah tiba di Jepang

Berikut ini beasiswa yang bisa didaftar setelah diterima di universitas di Jepang. Selain beasiswa Monbukagakusho Honors Scholarship for Privately-Financed International Students, semua beasiswa yang tertera di bawah memiliki syarat kemampuan dasar bahasa Jepang. Untuk lebih detail bisa di cek di website yayasan masing-masing.

Beasiswa ini bisa didaftar oleh mahasiswa yang telah diterima di universitas di Jepang dan memiliki nilai ujian EJU yang tinggi pada saat pendaftaran, atau memiliki GPA lebih dari 2.3 untuk hasil evaluasi akademik di tahun sebelumnya. Beasiswa ini memberikan living cost sebesar 48,000 yen per bulan dengan periode setengah atau satu tahun.

Beasiswa ini memberikan tunjangan untuk tuition fee  dan monthly living cost sebesar 100,000 yen yang akan diberikan maksimum selama 4 tahun

Beasiswa ini dikhususkan untuk warga negara Indonesia, dan memberikan tunjangan untuk monthly living cost sebesar 100,000 yen selama maksimum 4 tahun

Beasiswa ini diberikan untuk mahasiswa dari Asia, tapi tidak termasuk Asia Timur. Tunjangan yang diberikan mencangkup monthly living cost sebesar 150,000 yen dan tuition fee

Beasiswa ini diberikan untuk mahasiswa S1 tingkat 3 ke atas, dan tunjangannya mencangkup monthly living cost sebesar 100,000 yen selama maksimal 2 tahun. 

Beasiswa ini memberikan tunjangan monthly living cost sebesar 50,000 yen selama maksimal 4 tahun. 

Beasiswa ini memberikan tunjangan monthly living cost sebesar 100,000 yen selama 1 tahun. 

Beasiswa ini diberikan untuk mahasiswa S1 tingkat 3 ke atas, dan tunjangannya mencangkup monthly living cost sebesar 100,000 yen selama maksimal 2 tahun. 

Beasiswa ini memberikan monthly living cost sebesar 180,000 yen selama maksimal 2 tahun. 

Beasiswa ini memberikan monthly living cost sebesar 100,000 yen selama maksimal 2 tahun. Para kandidat wajib memiliki JLPT N2 atau N1.


dan lain lain ~
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bisa dilihat ada banyak beasiswa yang bisa di-apply untuk kuliah S1 di Jepang. Tunjangan dan syarat-syarat untuk mendaftar tentu berbeda-beda untuk setiap beasiswa.
Saya sendiri mendapat beasiswa dari salah satu yayasan swasta yang tertera di atas. Tidak hanya S1, beasiswa ini juga membantu saya menyelesaikan S2 dan S3 di Jepang. Sangat baik, bukan?

Selamat mencoba dan semoga bisa bermanfaat.


Untuk baca lebih lanjut:


Mau lanjut S1 di Jepang? Ini biayanya


Halo, kali ini saya ingin lanjut ngebahas tentang biaya untuk lanjut kuliah di Jepang. Biaya ini termasuk biaya pendidikan dan biaya kehidupan sehari-hari yang dibutuhkan untuk kuliah S1 selama 4 tahun.


1. Biaya pendidikan

Biaya pendidikan mencangkup biaya masuk (admission fee), SPP (tuition fee), dan beberapa universitas ada yang juga mengharuskan membayar biaya fasilitas dan pemeliharaaan (facility and maintenance fee), uang perpustakaan (library fee), dan lain lain.

Biaya pendidikan juga bisa berbeda untuk tiap universitas. Universitas negeri cenderung memiliki biaya pendidikan yang lebih murah dari pada universitas swasta.


Sebagai contoh, biaya pendidikan di Kyoto University yang merupakan sebuah universitas negeri adalah sebagai berikut:

  • Admission fee: 282,000 yen (dibayar sekali)
  • Tuition fee: 267,900 yen per semester atau 535,800 yen per tahun

Jadi, biaya pendidikan untuk menyelesaikan S1 di universitas negeri di Jepang selama 4 tahun adalah kira-kira sebesar 2,425,200 yen (sekitar 300 juta Rupiah, untuk kurs 1 Yen = 124 Rupiah)


Sedangkan untuk biaya pendidikan di perguruan tinggi swasta, seperti Waseda University, adalah sebagai berikut:

  • Admission fee: 200,000 yen
  • Tuition fee (School of Fundamental Science and Engineering) untuk tahun pertama: 1,446,000 yen (*tuition fee ini berbeda tergantung jurusan)
  • Lab fee (School of Fundamental Science and Engineering) untuk tahun pertama: 72,000 yen
  • Membership fee (School of Fundamental Science and Engineering) untuk tahun pertama: 3,000 yen
  • Tuition fee (School of Fundamental Science and Engineering) untuk tahun kedua sampai keempat: 1,646,000 yen

Jadi, total biaya pendidikan untuk S1 di Waseda University selama 4 tahun adalah sebesar 6,650,000 yen (kira-kira sebesar 825 juta Rupiah).

Bisa dibayangkan biaya pendidikan untuk PTN dan PTS sangat berbeda jauh, bukan?


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Biaya kehidupan sehari-hari

Selanjutnya saya akan membahas tentang biaya sehari-hari yang dibutuhkan. Biaya ini termasuk biaya makan, tempat tinggal, asuransi, transportasi, dll.

Perlu diperhatikan bahwa biaya kehidupan ini tentu berbeda setiap orang. Juga, lokasi tempat tinggal akan mempengaruhi living cost yang dibutuhkan. Menurut survey dari JSS (Japan Study Support), biaya rata-rata living cost (per bulan, tidak termasuk tuition fee) untuk mahasiswa asing yang tinggal di Jepang adalah sebesar 93,000 yen. Sedangkan, untuk mahasiswa yang tinggal di daerah Shikoku rata-rata sebesar 77,000 yen, yang tinggal di Kanto sekitar 103,000 yen, dan yang khusus di Tokyo adalah sekitar 109,000 yen.


Di bawah ini adalah kisaran biaya per bulan yang dibutuhkan ketika saya S1 dulu. Saya dulu tinggal sendiri di sebuah apartemen di daerah Kyoto.


Kebutuhan : Biaya perbulan (Yen)

      • Sewa rumah (termasuk air dan internet):  30,000
      • Makan: 40,000
      • Asuransi kesehatan: 2,000
      • Utilities (listrik, gas): 5,000
      • Daily goods: 10,000
      • Baju: 5,000
      • Cell phone: 8,000
      • Dll: 10,000
      • Total: 110,000


Untuk tinggal di Jepang, saya membutuhkan biaya sekitar 100-110 ribu yen dalam sebulan. Bagi teman saya atau senior saya, ada yang memerlukan hanya sekitar 80 ribu yen, dan ada juga yang menghabiskan biaya sekitar 180 ribu yen. Tentu biaya ini akan berbeda tergantung life style masing-masing.


Tentu saja ada beberapa cara untuk menghemat pengeluaran. Misalnya, untuk biaya sewa rumah tentu akan lebih hemat jika tinggal di dormitory yang disediakan oleh universitas. Saat pertama kali datang ke Jepang, universitas memberikan fasilitas dormitory yang bisa ditempati selama setahun. Biaya sewa di sana adalah sekitar 14,000 yen per bulan yang sudah mencangkup biaya tempat tinggal, air, listrik, dan gas. Tentu ini sangat murah di banding dengan biaya sewa apartemen biasa.

Tempat tinggal di dormitory dari kampus. Sumber: Misasagi.

Menurut saya, biaya sewa apartemen sebesar 30,000 yen di Kyoto itu sudah cukup murah. Terlebih lagi saya tinggal di tempat yang cukup strategis, hanya butuh 10-15 menit jalan kaki untuk sampai ke kampus. Banyak teman saya yang menghabiskan biaya lebih dari 40,000-50,000 yen per bulan. Di postingan selanjutnya, saya akan membahas lebih detail bagaimana cara untuk mencari apartemen di Jepang.


Selanjutnya, untuk menghemat biaya makan adalah dengan cara sering memasak. Biaya rata-rata untuk makan di restoran per orang adalah sekitar seribu yen. Apabila makan di luar, untuk makan tiga kali sehari per bulan saja akan membutuhkan sekitar 90,000 yen. Tentu ini sangat mahal. Apabila tidak suka memasak, tentu bisa membeli makanan jadi seperti bento お弁当 di convenience store (kombini) atau di supermarket. Menurut saya harga di supermarket lebih murah dari pada di kombini. Apalagi kalau datang ke supermarket di dekat jam tutupnya, akan ada banyak diskon di sana.

Bento yang dijual di kombini. Sumber: Lawson.


Biaya transportasi bisa dihemat dengan cara menggunakan sepeda. Saat saya tinggal di dormitory saat tahun pertama, saya membutuhkan biaya transportasi sebesar 450 yen (bus + train) untuk pergi ke kampus. Jadi, dalam sebulan saya membutuhkan biaya pp sebesar 18,000 yen. Jika memiliki sepeda, tentu tidak membutuhkan biaya transportasi ini. Hanya saja diperlukan biaya awal untuk membeli sepeda. Dulu, saya membeli sepeda yang seperti di bawah ini dengan harga sekitar 6000-7000 yen.

Menggunakan sepeda di Jepang. Sumber: Eirin.


Biaya lain-lain yang saya cantumkan termasuk biaya sosialisasi/party (コンパ)dengan teman-teman. Saat saya kuliah S1, saya mengikuti beberapa unit, seperti aikido, tenis meja, dan lain-lain. Kegiatan party setelah kegiatan unit, welcome party, end-year party, dll, biasa dilakukan untuk menambah keakraban anggota. Kegiatan party ini terkadang merogoh kocek yang cukup mahal, bisa mencapai sekitar 2000-5,000 yen untuk sekali acara. Mengikuti kegiatan ini tentu penting untuk mengakrabkan diri dengan anggota lain, tetapi saya sendiri jarang ikut dikarenakan untuk menghemat pengeluaran.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Sebagai penutup, untuk menempuh pendidikan S1 selama 4 tahun di Jepang kira-kira membutuhkan biaya sekitar 7,705,200 yen (sekitar 950 juta rupiah) dengan rincian sebagai berikut.


Kebutuhan : Biaya untuk 4 tahun (dalam yen)

    • Biaya pendidikan (total admission fee dan tuition fee, untuk perguruan tinggi negeri):  2,425,200
    • Living cost (110,000 yen X 12 bulan X 4 tahun): 5,280,000
    • Total: 7,705,200


Cukup mahal bukan? Tentu saja bagi yang tinggal di Tokyo dan/atau bersekolah di perguruan tinggi swasta akan memerlukan biaya yang lebih besar lagi.

Di postingan selanjutnya, saya akan membahas tentang berbagai macam beasiswa yang bisa di apply untuk program S1 di Jepang. Mendapatkan beasiswa tentu sangat membantu meringankan beban finansial untuk melanjutkan kuliah di Jepang.

Demikian postingan saya kali ini. Semoga bisa bermanfaat.

Osaka, 2022-2-24. 

Kuliah S1 program internasional di Jepang, bagaimana caranya?


Halo, kali ini saya ingin membahasa tentang pengalaman kuliah S1 di universitas di Jepang. Saya menempuh pendidikan S1 pada tahun 2013 sampai 2017 di salah satu universitas di Kyoto. Jurusan yang saya ambil adalah Teknik Sipil. Sesuai dengan judul artikel ini, saya ingin membahas tentang pengalaman saya saat kuliah S1 dalam program internasional di Jepang, termasuk mengenai prosedur pendaftaraan, biaya, dan lain lain.


Untuk program S1 di Jepang memang sebagian besar menggunakan bahasa Jepang, sedangkan untuk S2 dan S3, sudah banyak program internasional yang tersedia dalam bahasa Inggris. Namun, akhir-akhir ini, sudah ada program internasional yang tersedia dalam bahasa Inggris khusus untuk S1 di beberapa universitas di Jepang. Salah satu daya tarik International Program ini adalah semua kelas di ajarkan dalam bahasa Inggris, sehingga tidak membutuhkan kemampuan bahasa Jepang. Perlu di ketahui bahwa program internasional ini mungkin hanya tersedia di beberapa jurusan di universitas tersebut.


Berikut ini adalah contoh dari beberapa jurusan yang menyediakan program internasional untuk S1 di universitas di Jepang:


Untuk syarat-syarat pendaftaran, bisa di cek di website universitas masing-masing. Beberapa syarat umum yang dibutuhkan antara lain:

  • sertifikat kemampuan bahasa Inggris (TOEFL, IELTS). Sebagai contoh, untuk mendaftar di program Teknik Sipil Kyoto University membutuhkan score min 6.0 untuk IELTS (academic module), min 80 untuk TOEFL iBT, dan min 550 untuk TOEFL PBT.
  • nilai rapor di SMA
  • nilai EJU (Examination for Japanese University Admission for International Students) atau terkadang bisa diganti dengan nilai ujian nasional, dll.

Tidak hanya seleksi dokumen, beberapa universitas juga mengadakan tes 'interview' untuk seleksi para calon mahasiswa.


Biaya pendaftaran (application fee) mungkin berbeda untuk tiap universitas. Sebagai contoh, biaya pendaftaran di Universitas Kyoto adalah sebesar 17.000 yen (sekitar 2 juta rupiah), sedangkan di Universitas Tohoku adalah 5.000 yen (sekitar 600 ribu rupiah). Biaya ini wajib dibayarkan pada saat pendaftaran ke universitas yang bersangkutan. Untuk penerima beasiswa MEXT tidak perlu khawatir karena biaya pendaftaran ini akan dibayarkan langsung oleh MEXT.


Apabila berhasil di terima, tahap selanjutnya adalah pembuatan visa untuk masuk ke Jepang. Status visa yang akan didaftarkan adalah visa pelajar "student visa 留学”. Untuk mendaftarkan visa ini, dibutuhkan "Certificate of Eligibility" yang akan dikirimkan oleh kampus. Untuk syarat-syarat lainnya bisa di cek di situs kedubes Jepang.


Setelah mendapatkan visa, selanjutnya adalah memesan tiket pesawat ke Jepang dan mempersiapkan keberangkatan ke Jepang. Di artikel selanjutnya, saya akan membahas lebih dalam tentang biaya yang dibutuhkan untuk kuliah S1, informasi tentang berbagai beasiswa , dan lain lain.


Semoga bermanfaat.

Osaka, 2022-2-24.

Introduction


Halo semua. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.


Salam kenal. Saya orang Indonesia yang tinggal di Jepang sejak tahun 2013 sampai sekarang. Setelah lulus SMA pada tahun 2011, saya sempat kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung selama 1,5 tahun. Kemudian saya pindah kuliah di Jepang karena berhasil mendapatkan beasiswa di sana.

Tidak hanya menyelesaikan kuliah S1, saya juga meneruskan pendidikan S2 dan S3 di Jepang pada universitas yang sama. Universitas ini merupakan salah satu universitas terkenal di Jepang yang terletak di daerah Kyoto. Saya sendiri tinggal di daerah Osaka, mengikuti suami saya. Beberapa hari yang lalu, saya telah selesai melakukan defense sebagai syarat untuk lulus S3. Sekarang, saya hanya menunggu hasil evaluation PhD thesis yang telah saya submit. Hasil nya kemungkinan akan keluar sekitar pertengahan bulan Maret. Jika berhasil, saya akan mendapatkan gelar Doctor of Engineering pada akhir Maret ini. Doakan saya ya!

Di blog ini, saya ingin sharing pengalaman saya dari sejak saya mendaftar ke universitas di Jepang, cara mendapatkan beasiswa, pengalaman kerja part time, belajar bahasa Jepang, dll. Mudah-mudahan bisa bermanfaat.

Sekian dan terima kasih.

Osaka, 2022-02-24.

Mencari apartemen di Jepang: Tips dan biaya yang diperlukan

  Halo, kali ini saya ingin sharing  pengetahuan tentang bagaimana cara mencari apartemen di Jepang.  Postingan kali ini akan membahas tenta...